kuliner

Jumat, 10 Maret 2023

kuliner khas Maluku

8 Makanan khas Maluku

Makanan Khas Maluku – Negara kita memang terkenal akan makanan khas yang kaya akan rempah-rempahnya. Terbukti, di suatu wilayah provinsi atau kota saja, pasti terdapat makanan khas yang penuh dengan filosofi masyarakat setempat, tak terkecuali di wilayah Pulau Maluku.

Yap, wilayah Maluku terutama Maluku Utara memang dikenal sebagai pusat rempah-rempah, khususnya cengkeh dan pala. Dari zaman penjajahan bangsa asing hingga sekarang, wilayah Maluku Utara pun dijuluki sebagai Kota Rempah alias The Spice Island. Itulah mengapa, makanan khas dari Maluku pun pastinya kaya akan bumbu-bumbu Nusantara sehingga rasanya akan begitu “berani” dan enak di lidah.

Memangnya, apa saja sih makanan khas Maluku yang sering dicari oleh wisatawan baik domestik maupun mancanegara? Yuk, simak ulasan berikut ini, siapa tahu Grameds hendak berwisata ke Maluku dan mencoba hidangan khas dari The Spice Island tersebut.

1. Woku Komo-Komo
Makanan khas Maluku yang pertama adalah Woku Komo-Komo yang hingga saat ini masih menjadi primadona bagi para wisatawan domestik maupun mancanegara untuk dicicipi. Makanan Woku Komo-Komo ini terbuat dari sagu yang mana memang merupakan salah satu makanan pokok masyarakat Maluku. Ingat bahwa di negara kita ini memiliki beragam makanan pokok selain nasi?

Cara pembuatan makanan khas Woku Komo-Komo ini pun sederhana, yakni sagu yang diperoleh dari pelepah pohon sagu akan direndam selama kurang lebih satu jam. Lalu, diberikan bumbu yang tentunya penuh dengan rempah-rempah, mulai dari bawang putih, bawang merah, merica, jahe, santan, dan lainnya. Pemberian bumbu rempah-rempah inilah yang menciptakan cita rasa khas pada makanan Woku Komo-Komo. Tak jarang, jeroan ikan yang dipotong dadu akan ditambahkan ke makanan khas ini.

2. Ikan Kuah Pala Banda
Makanan khas Maluku yang kedua adalah Ikan Kuah Pala Banda yang tentunya memiliki cita rasa khas karena rempah-rempah yang digunakan. Mulai dari pala, lada, cabai, dan rempah lainnya akan turut hadir pada makanan khas ini. Dulu ketika masih zaman penjajahan, makanan khas ini sering dijadikan sebagai sajian khusus untuk para pejabat Belanda. Untuk memakannya, biasanya akan disantap dengan nasi putih biasa.

3. Ikan asap
Sesuai dengan namanya, makanan khas ini berupa ikan laut yang diolah dengan cara diasap supaya memiliki rasa yang khas dan tetap awet bahkan hingga 7 hari. Ikan laut yang akan diasap ini ada beragam, mulai dari ikan cakalang, ikan tongkol, ikan haring, ikan tuna dan lainnya. Meskipun terlihat sederhana, tetapi rasa ikan asap ini sangatlah khas dan enak. Biasanya, makanan ikan asap akan disantap dengan nasi putih, sambal colo-colo, dan kerupuk.

Saat ini, ikan asap sudah banyak dijual di beberapa daerah di luar Pulau Maluku. Coba saja Grameds menuju pasar terdekat, pasti sudah ada penjual yang tengah mengasapi ikan-ikan laut ini.

4. Papeda
Untuk makanan khas Maluku yang satu ini, pasti Grameds tidak asing lagi karena saat ini sudah banyak yang menjualnya. Yap, papeda yang merupakan salah satu makanan tradisional Indonesia ini sering disebut sebagai variasi bubur lokal. Pada umumnya, papeda terbuat dari tepung sagu yang kemudian dicampur dengan air, garam, dan gula. Tekstur akhir dari papeda adalah kental, lengket, hampir mirip bubur hanya saja lebih padat.

Papeda dijadikan sebagai makanan pokok pengganti nasi bagi masyarakat Indonesia Bagian Timur sejak zaman dahulu. Masyarakat setempat pun jarang menyantapnya secara langsung, sehingga sering “disandingkan” dengan ikan tongkol maupun kuah mubara. Uniknya, makanan ini tidak dikunyah seperti nasi putih, tetapi diseruput langsung dari mangkok. Namun juga bisa kok disantap dengan menggunakan sumpit dan sendok.

5. Nasi lapola
Makanan khas Maluku selanjutnya adalah Nasi Lapola. Masyarakat Maluku selain mengkonsumsi sagu dan papeda sebagai makanan pokok, juga menyantap nasi lapola di setiap harinya. Biasanya, nasi lapola akan disantap bersamaan dengan olahan ikan teri, sayur mentah, ikan tongkol basah, dan lauk pauk lainnya. Cara membuatnya pun cukup mudah, yakni beras biasa ditambahkan parutan kelapa muda dan kacang-kacangan.

6. Kasbi komplet
Sebenarnya, Kasbi ini adalah nama lain dari singkong yang juga dimanfaatkan sebagai makanan pokok bagi masyarakat Maluku. Tidak hanya dapat membantu mengendalikan kadar gula darah saja, tetapi singkong ini memang mengandung karbohidrat tinggi sehingga cocok dijadikan sebagai makanan pokok pengganti nasi. Untuk membuat makanan khas Maluku ini, kasbi alias singkong cukup direbus saja sampai matang. Setelah itu, tambahkan aneka sayuran seperti jantung pisang, tumis bunga pepaya, tumis kangkung, dan ikan bakar rica.

7. Kohu-kohu 
Sekilas, makanan khas Maluku ini memang terlihat seperti makanan urap ya… Bedanya, makanan Kohu-Kohu ini menggunakan ikan laut seperti ikan tongkol, ikan tuna, ikan cakalang, bahkan ikan teri sebagai tambahannya. Sementara itu, sayur-sayuran yang digunakan adalah kacang panjang, buncis, bayam, dan kangkung. Jangan lupakan daun kemangi karena itulah yang membuat aroma makanan Kohu-Kohu ini menjadi lebih khas. Untuk menyantapnya, masyarakat Maluku jarang menggunakan nasi, sehingga memilih dengan singkong rebus atau kukus.

8. Ikan gohu 
Makanan khas Maluku selanjutnya adalah Ikan Gohu yang sebenarnya berbahan dasar daging ikan tuna atau cakalang. Yap, Ikan Gohu hanyalah nama makanan khasnya saja, bukan nama ikan. Sesuai dengan namanya, “gohu” dalam bahasa Maluku berarti ‘mengunyah sesuatu yang mentah’, sehingga cara menyantapnya pun secara mentah.

Cara membuatnya pun sederhana, yakni daging ikan tuna maupun ikan cakalang segar akan dipotong dadu, kemudian dilumuri dengan jeruk nipis dan garam. Setelah itu, campurkan dengan kemangi dan kenari. Rasanya memang akan terasa unik terutama bagi para wisatawan yang baru mencicipinya. Ada rasa asam segar, gurih, dan sedikit manis dengan daging ikan yang kenyal. Makanan khas ini tidak hanya enak saja, tetapi juga sehat untuk tubuh karena 100% berbahan dasar alami.



pondok pesantren

pada tahun 2018 lebih tepatnya kamis 12 juli dimana di hari itu hari pertama aku menginjakkan kaki kesebuah pondok pesantren,awalnya sih kei...